Mebel Jepara dan Veneer Kayu.

Dalam dunia mebel Jepara, terutama interior desain yang dinamis dan berkembang pesat di era modern ini, penggunaan bahan baku yang tepat memainkan peran penting dalam menciptakan nuansa dan estetika yang diinginkan. Salah satu bahan pesaing HPL yang secara konsisten digunakan untuk mencapai keindahan alami dan ketahanan adalah veneer kayu. Veneer kayu telah menjadi pilihan utama bagi para desainer interior yang menghadirkan keindahan dari sisi lain, fleksibilitas desain, dan keberlanjutan dalam proyek-proyek mereka.

Mebel Jepara & Veneer Kayu

Veneer kayu adalah lapisan tipis kayu asli yang dihasilkan melalui proses pemotongan atau pengupasan dari balok kayu. Proses ini menghasilkan lembaran kayu yang memiliki ketebalan seragam dan tampilan serat yang indah. Biasanya memiliki ketebalan mulai dari 0.24 mm sampai 3 mm.

Dengan mempertimbangkan manfaat dan kelebihan ini, veneer kayu menjadi solusi yang menarik dan serbaguna untuk mendapatkan tampilan kayu alami yang indah dalam produk furnitur dan desain interior.

Jenis-jenis Veneer Kayu:

  1. Veneer Natural: Diambil langsung dari kayu solid, menjaga karakteristik alami kayu seperti warna dan tekstur.
  2. Veneer Rekayasa (Engineered Veneer): Dibuat dari serat kayu yang diolah ulang, memiliki tampilan serat yang konsisten.
  3. Veneer Sliced: Diperoleh dengan memotong kayu melintang serat untuk menghasilkan tampilan serat yang lebar dan alami.
  4. Veneer Rotary: Dihasilkan dengan cara mengupas kayu menggunakan mesin pemutar, menghasilkan tampilan serat yang lebih bulat dan kontinu.

Cara Pengaplikasian di Produk Furnitur:

Veneer kayu dapat diaplikasikan pada berbagai produk furnitur seperti lemari, meja, dan kursi. Proses pengaplikasiannya melibatkan perekatan veneer ke substrat kayu atau bahan lainnya menggunakan lem kayu khusus. Setelah ditempel, veneer dapat dihaluskan dan di finishing sesuai dengan kebutuhan desain dan gaya produk.

mebel jepara

Manfaat dan kelebihan

  1. Tampilan Alami: Memiliki tampilan serat dan warna alami kayu, memberikan kesan elegan dan hangat pada produk furnitur.
  2. Fleksibilitas Desain: Tersedia dalam berbagai warna, pola, dan jenis kayu, memungkinkan desainer untuk menciptakan produk dengan beragam estetika.
  3. Ramah Lingkungan: Memanfaatkan kayu secara efisien karena ketebalannya yang tipis, mengurangi pemborosan bahan kayu.
  4. Kekuatan dan Ketahanan: Meskipun tipis, veneer kayu tetap memiliki kekuatan yang baik dan tahan terhadap perubahan suhu dan kelembaban.

Dengan menggunakan veneer kayu, produk furnitur dapat menggabungkan keindahan estetika alami kayu dengan kekuatan dan fleksibilitas desain yang modern.

Furniture Rotan Sebagai pesaing kayu

Furniture Rotan Sebagai pesaing kayu

 furniture rotan furniture rotan

Furniture Rotan

Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribusCalameae yang memiliki habitus memanjat, terutama CalamusDaemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.

Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2–5 cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya.

Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti SumatraJawaBorneoSulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari MalaysiaFilipinaSri Lanka, dan Bangladesh.

Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka memanen rotan daripada kayu.

sumber : Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Furniture Rotan Mendunia

Selain sebagi pengganti kayu secara estetika mirip dengan bambu, rotan jauh lebih kokoh dan fleksibel. Banyak perpaduan rancangan perabot yang menggunakan kombinasi antara rotan dan kayu. Tidak hanya menjadi pemasok bahan baku rotan untuk negara-negara lain tetapi Indonesia juga salah satu pemasok perabot berbahan rotan untuk negara luar. Banyak perabot yang sudah diproduksi dengan menggunakan rotan contohnya kursi malas rotan, sofa gantung, bufet, drawer, penyekat ruangan, aksesoris tas, dompet dan masih banyak lainnya dan semuanya sudah memasuki pasar luar negeri. Salah satu produsen yang aktif menjadi pemasok mebel rotan sejak beberapa waktu silam adalah Jepara yang sudah terkenal mendunia dengan banyak perabot dari bahan kayunya.

Rotan Sintetis

furniture rotan

Semakin berkembangnya dunia furniture dengan berbagai ragam model dan kebutuhan, serta inovasi yang terus dikembangkan sekarang ini tersedia rotan sintetis. Bukan sebagai pengganti rotan alami melainkan tingkat kebutuhan serta kegunaannya, seperti furniture outdoor lebih banyak menggunakan rotan sintetis karena lebih awet dan tahan terhadap paparan cuaca.

Furnitur Luar Ruang “garden funiture”

Furnitur Luar Ruang “garden funiture”

Outdoor Furniture

Bebicara berbagi macam jenis funiture dibagi menjadi dua yaitu  dalam ruang “indoor” dan luar ruang “outdoor furniture”. Dari kedua jenis tersebut semua memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing. Jenis mebel luar ruang biasanya menggunakan bahan kayu yang memiliki tingkat kekerasan cukup baik dan juga bermutu tinggi contohnya kayu jati.

Model perabot tersebut bisanya banyak digunakan di negara yang memiliki 4 musim walaupun di negara tropis juga banyak yang menggunakanya. Selain bahan yang digunakan memiliki kualitas unggulan, garden funiture juga mengunakan konstruksi yang tidak asal serta bahan perekat (lem) yang memiliki daya tahan terhadap cuaca ekstrim. Semua konstruksi dan perakitan dilakukan dengan berbagai tahapan untuk mencapi hasil yang maksimal.

Kayu Jati sebagi simbol

Di negara-negara Belanda atau Inggris banyak sekali di sudut taman terdapat berbagai macam jenis garden furnitur yang sudah berumur puluhan tahun. Jadi teringat sebuah film Inggris besutan sutradara terkenal Roger Michell dengan judul “Notting Hill” film buatan tahun 1999 yang dibintangi oleh  Julia RobertsHugh GrantRhys Ifans, ini ada sebuah adegan yang berlatar di taman dengan bangku kayu jati sebagai settingnya.

Di bangku tersebut tertulis “For June who loved this garden from Joseph who always sat beside her 1917-1992” kata-kata yang sederhana untuk seorang kekasih tentang keabadian cinta serta konsistensi. Yang menjadi bukti otentik adalah tahun 1917-1992  rentang waktu yang cukup lama bahwa bangku tersebut menjadi saksi kekuatan sebuah cinta serta kekuatan dari sebuah produk furnitur yang berbahan kayu jati.

Seperti sebuah simbol kekuatan cinta bahwa kayu jati memiliki kekuatan dan ketahanan sebagi bahan baku yang paling sering digunakan untuk garden furniture.

Efek Erosi

Furnitur luar  yang sudah berumur memiliki karakter khusus di tekstur kayunya, semakin lama dia berada di luar dengan terpaan cuaca yang setiap hari bahkan hitungan bulan akan muncul efek yang dinamakan erosi atau “rustic”

outdoor furniture

Efek yang terjadi karena terpaan alam sangat natural dan indah seperti yang terlihat pada bangku di atas tersebut. Efek tersebut juga bisa dibuat dengan manual tetapi hasil yang akan didapat tidak seindah daripada pahatan alam yaitu cuaca.

Kayu Jati Sebagai Investasi

Kayu Jati Sebagai Investasi

Kayu Jati Sebagai Investasi

kayu jati

Kayu jati

Jepara adalah salah satu kota di Indonesia penghasil mebel berkualitas yang sudah terkenal produknya di dalam negeri maupun manca negara. Kota yang terletak di pesisir bagian ujung utara pulau Jawa ini, sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup dari kayu, sebagai pengrajin atau pengusaha mebel, walaupum ada dari sebagian masyarakatnya menjadi buruh, petani dan nelayan.

Selain terkenal dengan perabotan mebelnya yang mendunia Jepara juga terkenal dengan ukiran khasnya, kota dengan sebutan kota ukir ini sekarang sudah menjadi  “The World Carving Center” karena saking terkenalnya produk-produk ukiran sampai ke manca negara bahkan dunia. Beraneka macam jenis mebel yang ada di Jepara tidak lepas dari kayu-kayu yang didatangkan dari luar Jepara, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra, Kalimantan hingga Sulawesi.

Banyak sekali jenis bahan kayu yang digunakan sebagi furnitur, di antaranya yaitu kayu jati. Tanaman dengan tingkat kekuatan serta corak bagus dari segi seni maupun ekonomi ini sudah terbukti kualitas keawetanya. Tak heran jika jati, selalu menjadi pilihan utama bahan kerajinan, industri furnitur, mebel berkualitas.

Selain menjadi perabot, jati juga digunakan sebagai bagian dari rumah seperti saka, atap, kusen, pintu, rana atau lantai. Selain kegunaannya menjadi bahan baku berbagai macam kerajinan, jati merupakan salah satu simbol status sosial.

Jenis-jenis Jati

Persebaran kayu jati di Indonesia menjadikan tiap kayu memiliki ciri khas tersendiri dari setiap daerah asalnya. Tanpa bahan baku tersebut orang Jepara dan gudang-gudang mebel Jepara tidak mungkin memproduksi furnitur dengan berbagai macam model dan jenis apalagi memproduksi untuk kebutuhan ekspor. Ada banyak sekali jenis jati yang tumbuh di Indonesia, untuk daerah tumbuh serta sifat kayunya ada 6 jenis yaitu kayu jati lengo (minyak), jati kapur, jati sungu (tanduk), jati doreng, jati kembang (bunga), dan jati werut (kerut) dari semua jenis tersebut memiliki keunikan dan keunggulan sendiri.

Menurut pembagian asal usul pengelolaan serta kepemilikanya dibagi menjadi dua. Untuk jati dari dinas perhutani biasa disebut dengan kayu jati class atau kayu jati dengan kualitas bagus (A), karena semua pengelolaan dan perawatan dilakukan oleh perhutani, mulai dari pembibitan hingga penebangan dan biasanya kayu tersebut adalah kayu berumur tua atau lama yang sudah tentu mempunyai kualitas dengan tingkat kekeringan sangat baik. Sedangkan untuk jati dari daerah seperti Wonosari, Pacitan, sampai Sopeng disebut dengan jati kampung (rakyat), karena kayu tersebut milik dari perorangan dan tumbuh tanpa perawatan khusus seperti kayu perhutani.

Jangan khawatir meskipun tanpa perawatan khusus semua kayu tersebut memiliki bukti legalitas pengolahan dari pihak perhutani, namun tidak menutup kemungkinan banyak jati dari daerah juga berkualitas bagus. Selain semakin mahalnya harga kayu perhutani isu pemanasan global membuat penebangan kayu sangatlah ketat. Para produsen mebel Jepara menjadikan alternatif kayu jati kampung sebagai bahan baku, karena harga yang relatif lebih murah, mudah didapat dibanding kayu jati dari perhutani. Permintaan bahan baku yang semakin tinggi banyak kayu dengan umur belasan tahun sudah ditebang (untuk jati rakyat), tak heran diameter lingkar kayunya tidak lebih dari 30cm.

Selain permintaan produksi yang tinggi, berkembangnya peralatan di dunia mebel menjadikan konsumsi bahan baku serta pengerjaan perabot semakin cepat tidak seperti pembuatan mebel zaman kuno, dahulu kala pembuatan satu buah almari bisa mencapai waktu berbulan-bulan karena semua dikerjakan serba manual.

Sudah Mulai Langka

Jati dengan umur ratusan tahun bisa tumbuh mencapai ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter namun itu sudah sangatlah langka, katakanlah ada biasanya dijadikan sebagai pohon indukan bakal bibit. Semakin langka ukuran kayu berdiameter besar dengan panjang tertentu, menjadikan kayu dengan diameter tersebut banyak diburu serta dikoleksi sebagai investasi jangka panjang karena harga semakin tahun semakin mahal.

Untuk mendapatkan kayu tersebut tidaklah mudah, selain berburu sampai pelosok belantara hutan dan juga memerlukan waktu lama untuk mendapatkanya, banyak biaya yang harus dikeluarkan sampai dengan kayu bisa diangkut. Hanya sekedar melihat dan mengecek kebenaran kayu tersebut biasanya dikenakan tarif tertentu. Benar apa kata orang, pohon jati merupakan emas berdaun, semakin tua dan lama semakin mahal harganya serta memiliki banyak keistimewaan.

Seperti disebutkan di atas selain kegunaan sebagai bahan baku perabot, jati merupakan simbol status sosial di masyarakat, tak heran zaman dahulu kala setiap rumah dengan bahan kayu jati selalu dimiliki oleh kalangan atas saja. Tidak hanya itu saja bangunan bersejarah yang sudah berumur ratusan tahun yang ada di Indoneia pasti tak lepas dari penggunaan kayu tersebut.

Chat Kami Sekarang